Kenalan Yuk dengan Tradisi Pawai Tatung, Tradisi Imlek Khas Singkawang

Singkawang, Kalimantan Barat

What you'll do

Jika kita mencari di Google mengenai Pawai Tatung, mungkin gambar yang muncul akan terlihat sedikit ekstrem bagi orang awam. Namun, pawai ini merupakan tradisi langka yang memamerkan kesaktian dan juga sebagai ritual pembersihan bagi warga Dayak-Tiongkok dalam merayakan Cap Go Meh, perayaan yang diadakan setelah hari raya Imlek, di Singkawang. Berikut beberapa fakta mengenai Tradisi Pawai Tatung di Singkawang:

Your itinerary

1. Asimilasi Budaya Dayak dan Tiongkok

Pawai Tatung merupakan hasil dari asimilasi dua budaya, yaitu budaya Tiongkok dengan budaya Dayak yang merupakan etnis asli Singkawang, sehingga menghasilkan satu budaya baru. Maka dari itu, budaya ini hanya bisa disaksikan di Singkawang saja. Menurut buku “70 Tradisi Unik Suku Bangsa Indonesia”, tradisi Tatung bermula dari kedatangan etnis Tionghoa di Singkawang empat abad lalu, khususnya suku Khek atau Hakka, dari Cina Selatan ke Pulau Kalimantan yang saat itu bernama Pulau Borneo. Ketika terjadi wabah di bumi Singkawang kala itu, warga Tionghoa mengadakan ritual tolak bala yang disebut Ta Ciau yang menjadi cikal bakal tradisi Tatung di Singkawang

2. Tradisi Pembersihan Kesialan dan Roh Jahat

Hingga saat ini, Tradisi Tatung menjadi suatu ritual pencucian jalan untuk membersihkan segala kesialan dan roh jahat yang ada di seluruh kota. Para Tatung akan diarak keliling kota sambil memamerkan kekuatan kekebalan tubuh mereka dan membaca mantra dengan iringan genderang.

3. Hanya Orang Terpilih yang Bisa Menjadi Tatung

Dalam bahasa Hakka, Tatung memiliki arti orang yang dirasuki roh, dewa, leluhur, atau kekuatan supranatural. Tidak sembarang orang bisa menjadi Tatung karena umumnya hal ini diwariskan secara turun temurun dan harus memiliki legalitas berupa surat pernyataan dari lurah setempat yang menyatakan bahwa ia memang benar seorang Tatung. Sebelum menjadi Tatung, para calon Tatung harus berpuasa dari makan daging dan tidak boleh berhubungan badan dengan pasangannya minimal selama satu minggu. Lalu, para calon Tatung juga diwajibkan untuk melempar kayu untuk menguji kepantasannya menjadi Tatung. Apabila kayu yang dilempar memunculkan dua sisi yang sama secara berurutan, maka mereka boleh menjadi Tatung.

4. Upacara Arak-Arakan Tatung

Pada perayaan Cap Go Meh, para Tatung akan dikumpulkan oleh pendeta. Pemanggilan Tatung ini dilakukan dengan mendatangkan roh orang baik yang sudah meninggal untuk merasuki Tatung. Roh baik ini dipanggil untuk menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. Setelah mendapat berkat dan restu dari Kelenteng atau vihara, upacara arak-arakan Tatung dimulai dari altar vihara. Dengan mengenakan pakaian khas Tionghoa, badan hingga pipi para Tatung ditusuki benda-benda tajam kemudian mengitari jalan-jalan Kota Seribu Kelenteng ini. Atraksi tatung dipenuhi dengan hal mistik dan menegangkan. Misalnya, ada tatung yang berdiri tegak diatas tandu menginjakan kaki di sebilah mata pedang atau pisau. Ada pula yang menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri.

Sign In